Sakral, Jamasan Pusaka Berbalut Andum Berkah Bolu Rahayu

Magetan – Pemkab Magetan menggelar Gumolong Lampah Hastungkara yang menjadi tradisi spiritual di Bulan Suro atau Muharram. Selain melihat jamasan pusaka, masyarakat yang turut menyaksikan juga berebut Kue Bolu Rahayu yang sebelumnya juga di kirab.

Ratusan peserta tirakat dengan khidmat menjalani Gumolong Lampah Hastungkara sebuah tradisi spiritual di bulan Suro atau Muharram. Bukan sekadar perjalanan fisik melainkan perjalanan spiritual yang penuh ikhtiar.

Dalam Lampah Hastungkara ini Pusaka Keris Pandowo Cinarito Dapur Kebak Pendaringan, Tombak Payung Tunggul Nogo dan Tombak Dapur Megantoro Kyai Cahya Mulyo juga turut dikirab. Salah satu jajanan khas Magetan kue bolu juga mengiringi kirab pusaka tersebut.

Usai dikirab pusaka pusaka tersebut kemudian dilakukan penjamasan memakai air suci 7 sumber di Magetan. Usai diberikan doa seluruh warga yang turut menyaksikan langsung memperebutkan kue bolu rahayu yang sebelumnya di kirab agar mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan Joko Trihono mengatakan bentuk kue bolu yang dikirab tersebut memiliki arti tersendiri. Bentuk lesung melambangkan kemakmuran dan bedug melambangkan religiusitas sementara nasi golong melambang persatuan.

Tidak hanya menjadi sarana spiritual, tradisi  Lampah Hastungkara ini juga menjadi ajang pelestarian budaya warusan leluhur. Lampah Hastungkara menjadi simbol pendalaman spiritualitas dengan sarana tradisi dan budaya dengan harapan membawa keberkahan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *