Madiun – Proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SD Negeri Wayut 01, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, hingga pertengahan Juni 2025 masih belum menunjukkan perkembangan signifikan. Bahkan, belum satu pun calon siswa yang mendaftarkan diri ke sekolah yang berada di wilayah perbatasan tersebut.
Pihak sekolah tidak tinggal diam. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menarik minat masyarakat, di antaranya menjalin kerja sama dengan lembaga PAUD dan TK di sekitar wilayah, serta berkoordinasi dengan kader Posyandu untuk mengakses data anak-anak yang telah memasuki usia sekolah dasar.
“Kami berharap dalam waktu dekat masyarakat setempat dapat lebih percaya dan tertarik menyekolahkan anaknya di sini,” ujar Sri Hartatik, Kepala SDN Wayut 01.
Sekolah ini memiliki pagu 28 siswa, namun tidak membatasi kuota secara ketat dan akan terus membuka pendaftaran hingga awal tahun ajaran baru. Sayangnya, kecenderungan masyarakat yang lebih memilih menyekolahkan anak ke luar desa menjadi salah satu kendala utama.
Padahal, SDN Wayut 01 telah menerapkan kurikulum yang sama dengan sekolah-sekolah lain dan ditunjang dengan tenaga pendidik berkompeten. Namun lokasi yang berada di perbatasan serta persepsi masyarakat terhadap sekolah kecil menjadi tantangan tersendiri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, mengungkapkan bahwa dari total pagu sekitar 12 ribu peserta didik SD, baru sekitar 4.100 siswa yang mendaftar melalui jalur afirmasi.
“Kami masih membuka jalur pendaftaran lain, seperti jalur perpindahan orang tua dan jalur domisili,” jelasnya.
Dinas Pendidikan juga telah menyiapkan strategi khusus bagi sekolah-sekolah di wilayah perbatasan, termasuk melakukan koordinasi antarwilayah untuk memastikan seluruh anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Dengan berbagai langkah ini, diharapkan minat masyarakat terhadap sekolah-sekolah kecil seperti SDN Wayut 01 bisa meningkat, dan tidak ada lagi anak usia sekolah yang tertinggal dari bangku pendidikan dasar.