MAGETAN – Inovasi luar biasa ditunjukkan oleh warga Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Sebuah embung pertanian yang awalnya hanya digunakan untuk menampung air irigasi, kini disulap menjadi tempat wisata pemancingan yang ramai dikunjungi masyarakat setiap akhir pekan.
Transformasi embung ini tak lepas dari peran aktif Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Geplak yang mengelolanya secara mandiri. Hebatnya, dari usaha pemancingan ini, desa mampu meraup pendapatan hingga Rp30 juta per bulan.
Keberhasilan tersebut mendapat pujian dari Ketua DPRD Magetan, Suratno, saat mengunjungi langsung lokasi. Ia menyebut Desa Geplak sebagai contoh nyata pembangunan berbasis partisipasi masyarakat yang berhasil.
“Ini contoh luar biasa. Desa bisa mandiri dan menghasilkan jika dikelola dengan inovasi dan kolaborasi yang baik. Ini bukti kekuatan dari bawah,” ujar Suratno di sela kunjungannya.
Selain memberikan kontribusi pada pendapatan desa, usaha pemancingan ini juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar serta menggerakkan ekonomi lokal. Warung-warung kecil di sekitar embung pun ikut menikmati efek positif dari meningkatnya kunjungan masyarakat.
Kepala Desa Geplak, Juwarno, mengungkapkan bahwa ide ini muncul dari musyawarah warga yang menginginkan sumber pendapatan baru bagi desa.
“Dengan iuran warga dan dukungan dana dari Bumdes, kami mulai menata embung, menebar ikan, dan membuka untuk umum. Ternyata peminatnya luar biasa,” jelas Juwarno.
Melihat animo yang tinggi, ke depan Bumdesma Geplak berencana menambahkan berbagai fasilitas wisata, mulai dari gazebo, spot kuliner, hingga taman keluarga. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat daya tarik embung sebagai destinasi wisata lokal yang berbasis potensi desa.
Suratno pun berharap, inovasi dari Desa Geplak bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Magetan.
“Kalau Geplak bisa, desa lain pasti juga bisa. Kuncinya adalah semangat, kemauan untuk berubah, dan tata kelola yang transparan,” pungkasnya.