MAGETAN – Bulan Muharam, atau yang lebih dikenal sebagai Bulan Suro oleh masyarakat Jawa, tidak hanya menjadi momen penuh makna spiritual, tetapi juga membawa berkah tersendiri bagi para pedagang kecil. Di Pasar Sayur Magetan, para penjual bunga tabur kebanjiran pembeli yang mencari perlengkapan untuk ritual dan ziarah.
Salah satu penjual bunga, Suminah, mengaku mengalami lonjakan pembeli setiap memasuki Bulan Suro. Setiap harinya, ia bisa menjual lebih dari 20 plastik bunga tabur, lengkap dengan dupa dan kembang kenanga yang biasa digunakan dalam tradisi ziarah dan ritual adat Jawa.
“Biasanya orang-orang cari bunga tabur campur, ada juga yang khusus kenanga. Harganya mulai dari lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah, tergantung jenis dan campurannya,” ujar Suminah saat ditemui di lapaknya, Senin (7/7/2025).
Selain saat Bulan Suro, peningkatan penjualan juga terjadi pada momen Kamis Kliwon, malam menjelang 10 Suro, hingga saat digelarnya ritual bersih desa atau nyekar ke makam leluhur.
Bulan Suro memang lekat dengan berbagai kegiatan spiritual dan adat, seperti selamatan, doa bersama, hingga nyadran. Kegiatan-kegiatan tersebut secara tidak langsung memberi dampak ekonomi musiman yang positif, terutama bagi para pedagang bunga di pasar-pasar tradisional.
Momen ini pun menjadi waktu yang dinanti para penjual, karena selain menjadi bagian dari pelestarian tradisi, juga memberi tambahan penghasilan yang cukup signifikan.
“Bulan penuh doa, penuh rezeki,” tutup Suminah sambil melayani pembeli yang datang silih berganti.