MAGETAN – Menjelang tahun ajaran baru, para pedagang perlengkapan sekolah di Pasar Gorang Gareng, Kabupaten Magetan, mengaku mengalami penurunan penjualan yang cukup drastis. Salah satunya dialami oleh pedagang tas dan sepatu, yang mengeluhkan sepinya pembeli meski tahun ajaran baru tinggal menghitung hari.
Kondisi ini sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya seminggu sebelum sekolah dimulai sudah ramai pembeli, tahun ini justru sebaliknya. Lapak-lapak terlihat lengang, dan pendapatan pun anjlok.
“Tahun-tahun lalu sudah ramai sejak awal Juli. Sekarang sepi sekali. Mungkin banyak yang beli online sekarang,” ujar Pak Gatot, salah satu penjual tas dan sepatu di pasar tersebut.
Para pedagang menduga, lesunya penjualan disebabkan oleh perubahan pola belanja masyarakat. Kini, banyak orang tua dan siswa lebih memilih berbelanja secara online yang dianggap lebih praktis dan murah, meski harus menunggu waktu pengiriman.
Fenomena ini menjadi tantangan bagi pedagang pasar tradisional, yang perlahan kehilangan pelanggan setia mereka. Penurunan minat belanja ini tak hanya dirasakan oleh pedagang tas dan sepatu, tetapi juga oleh pelaku usaha lain yang menggantungkan pendapatan pada momen tahun ajaran baru.
Mereka berharap ada dukungan serta strategi yang bisa menghidupkan kembali daya tarik pasar tradisional di tengah gempuran era digital.