Omzet Menurun, Pedagang di Monumen Kresek Keluhkan Penempatan Lapak

KABUPATEN MADIUN – Penempatan lapak dagang yang dinilai kurang strategis menjadi keluhan sejumlah pedagang di kawasan wisata Monumen Kresek, Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Lapak-lapak yang berada di sisi belakang lokasi wisata dianggap menyulitkan pengunjung untuk melihat dan mengaksesnya, sehingga berdampak pada penurunan omzet para pedagang.

Monumen Kresek merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang cukup ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan dan musim liburan. Namun, tingginya jumlah wisatawan ternyata tidak serta-merta meningkatkan pendapatan pedagang di area tersebut.

Sejumlah pedagang mengeluhkan lokasi lapak mereka yang jauh dari jalur utama pengunjung. Posisi di bagian belakang membuat keberadaan mereka kerap luput dari perhatian wisatawan, yang berakibat pada menurunnya jumlah transaksi.

“Semenjak dipindah ke belakang, pengunjung jarang lewat sini. Banyak yang tidak tahu kalau ada pedagang di area ini,” ungkap Yani, salah satu pedagang.

Keluhan serupa disampaikan Bambang, pedagang lainnya. Ia menilai penataan kawasan wisata belum maksimal dan cenderung mengabaikan pedagang yang berada di sisi belakang. Minimnya papan petunjuk atau informasi mengenai lokasi pedagang juga memperburuk keadaan.

“Seharusnya ada petunjuk arah atau informasi biar pengunjung tahu ke mana harus mencari oleh-oleh atau makanan,” ujarnya.

Salah satu pengunjung, Ika, mengaku tidak mengetahui keberadaan lapak dagang di bagian belakang Monumen Kresek karena tidak melihat penanda arah yang jelas. “Tadi muter-muter di depan saja, nggak tahu kalau di belakang ada warung juga,” tuturnya.

Para pedagang berharap pengelola wisata dapat lebih memperhatikan penataan lapak agar lebih merata dan strategis. Dengan demikian, potensi ekonomi dari sektor pariwisata dapat dinikmati secara adil oleh seluruh pelaku usaha lokal.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *