PACITAN – Tak hanya fokus pada aspek pembelajaran dan pembentukan karakter, Sekolah Rakyat Menengah Atas 23 Pacitan juga memberi perhatian serius terhadap pemenuhan gizi bagi para siswanya. Sekolah berbasis boarding school ini menjadi tempat tinggal sekaligus rumah kedua bagi ratusan siswa dari keluarga kurang mampu.
Setiap hari, para siswa mendapatkan tiga kali makan dengan menu yang bervariasi dan disusun sesuai kebutuhan gizi remaja. Menu harian terdiri atas nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan segar, yang dirancang untuk mencukupi kebutuhan nutrisi mereka selama berada di lingkungan sekolah.
Tak hanya itu, Dinas Sosial Kabupaten Pacitan juga turut mendukung pemenuhan gizi dengan menyalurkan asupan tambahan dua kali seminggu. Setiap Senin dan Kamis, para siswa menerima tambahan gizi berupa susu dan roti.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Pacitan, Luky Puspitosari, menyebutkan bahwa dukungan gizi ini merupakan bagian dari upaya menciptakan pendidikan yang adil dan setara bagi semua kalangan, khususnya bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.
“Kami tidak hanya menyediakan makan utama, tetapi juga tambahan asupan bergizi agar siswa tetap sehat dan semangat dalam belajar,” ungkap Luky.
Sekolah Rakyat menjadi inisiatif pendidikan alternatif yang mendorong kesetaraan akses dan kualitas pendidikan. Dengan pola makan sehat yang terencana, para siswa diharapkan tumbuh tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara fisik dan mental.
Langkah ini menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas tidak hanya soal pelajaran di kelas, tetapi juga soal perhatian terhadap kesejahteraan anak secara menyeluruh, termasuk dari sisi kesehatan dan gizi.