Nganjuk – Komunitas pencinta sejarah di Kabupaten Nganjuk menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pelestarian cagar budaya di wilayah tersebut. Sejumlah benda purbakala ditemukan dalam kondisi rusak, terbengkalai, bahkan hilang diduga dicuri warga.
Dalam sepekan terakhir, komunitas sejarah “Kota Sejuk” menemukan puluhan benda diduga cagar budaya di sejumlah lokasi, mulai dari kawasan hutan hingga pekarangan rumah warga. Sebagian besar temuan berada dalam kondisi tidak terawat dan rentan mengalami kerusakan lebih lanjut.
“Dalam satu bulan terakhir kami menemukan banyak sekali benda purbakala yang dibiarkan begitu saja. Ini bukti nyata bahwa perhatian terhadap pelestarian sejarah masih sangat minim,” ujar Sukadi, salah satu anggota komunitas Kota Sejuk.
Ia menambahkan, kurangnya perlindungan menyebabkan banyak benda bersejarah rawan dicuri atau rusak akibat faktor alam dan tangan manusia. Hingga saat ini, belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk mengamankan temuan-temuan tersebut.
Menurut Sukadi, komunitas terpaksa melakukan penyelamatan mandiri dengan peralatan dan metode sederhana. “Meski terbatas, kami berusaha menyelamatkan apa yang bisa kami selamatkan,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk, Amin Fuadi, membenarkan bahwa pihaknya belum bisa melakukan penanganan secara maksimal karena keterbatasan anggaran.
“Memang belum bisa kami tangani sepenuhnya. Namun kami terus berkoordinasi dengan komunitas sejarah untuk evakuasi benda-benda bersejarah semampunya,” ujarnya.
Komunitas berharap pemerintah daerah lebih serius dalam menangani persoalan ini, termasuk dengan menyediakan tempat penyimpanan yang layak seperti museum daerah, serta melakukan pendataan dan pengawasan berkala terhadap benda cagar budaya.