Sakralnya Bulan Suro: Simbol Syukur dan Penghormatan kepada Leluhur

KOTA MADIUN – Momentum Bulan Suro atau 1 Muharam dimanfaatkan oleh sebagian warga di Kota Madiun untuk menggelar tradisi bersih desa. Kegiatan ini tak hanya mempererat kebersamaan warga, tetapi juga menjadi sarana pelestarian nilai-nilai budaya dan penghormatan terhadap leluhur.

Setiap tahunnya, warga mengadakan berbagai kegiatan seperti doa bersama, pawai budaya, hingga kenduri yang digelar di titik-titik penting bersejarah di wilayah mereka. Semua kegiatan ini menjadi wujud syukur atas berkah yang diterima serta simbol penghormatan kepada para leluhur.

Salah satu lokasi yang menjadi pusat kegiatan tradisi adalah Makam Nyi Ageng Ronje, tokoh yang dikenal sebagai leluhur warga setempat. Ia dipercaya sebagai abdi dalem dan peronce bunga untuk Bupati Madiun pada masa lampau. Hingga kini, masyarakat sekitar masih menghormati dan mengenang jasanya melalui ritual-ritual tradisional yang digelar secara turun-temurun.

“Kami berharap tradisi seperti ini terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda. Supaya nilai-nilai kearifan lokal, semangat gotong royong, dan penghormatan terhadap sejarah tidak hilang seiring perkembangan zaman,” ujar Eva Anjarika Rahmawati, Lurah Pangongangan, Kota Madiun.

Pawai budaya yang ditampilkan juga menyuguhkan potensi kesenian lokal, mulai dari reog, barongan, hingga kesenian khas lainnya. Kegiatan ini dinilai mampu memperkuat identitas budaya daerah sekaligus menarik minat generasi muda untuk lebih peduli terhadap warisan leluhur.

Tradisi Bulan Suro di Kota Madiun menjadi bukti bahwa budaya lokal masih hidup dan terus berkembang di tengah masyarakat modern. Pemerintah daerah bersama tokoh masyarakat pun didorong untuk terus mendukung pelestarian budaya tersebut sebagai bagian dari jati diri bangsa.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *