Balapan Unik Pasca Panen, Pemandangan Seru di Sawah Ngawi

NGAWI – Ada yang unik usai panen kedua di Desa Mangunharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Warga setempat menggelar ajang balapan motor “bandangan gabah” yang diikuti para pemandang atau tukang ojek pengangkut gabah. Tradisi ini rutin digelar setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

Dalam kegiatan ini, para peserta menggunakan sepeda motor yang biasa mereka pakai sehari-hari untuk mengangkut gabah dari sawah ke tempat penjemuran. Motor-motor tersebut telah dimodifikasi agar kuat melintasi medan sawah, seperti stang tinggi dan shockbreaker depan yang panjang, sehingga mampu membawa hingga tiga karung gabah sekaligus dengan total berat mencapai 50 kilogram.

Balapan berlangsung di lahan persawahan milik tanah kas desa yang disulap menjadi sirkuit lumpur. Meski berlumpur dan licin, para peserta tetap bersemangat menaklukkan lintasan. Seperti layaknya pembalap profesional, mereka adu kecepatan sambil menyeimbangkan beban berat di bagian belakang motor.

“Saya senang ikut balapan ini, sudah tiga tahun jadi pemandang gabah. Penghasilan lumayan, bisa sampai Rp250 ribu sehari,” ujar Cahyo Budi Santoso, salah satu peserta.

Kepala Desa Mangunharjo, Suprapto, mengatakan ide balapan ini berawal dari obrolan ringan dengan para pemandang. Karena dianggap menarik dan bisa menjadi hiburan desa, pihaknya kemudian memfasilitasi ajang ini melalui pembangunan sirkuit sederhana di sawah desa.

“Ternyata peminatnya banyak, bahkan ada peserta dari luar daerah seperti Bojonegoro dan Madiun,” jelas Suprapto.

Tradisi balap bandangan gabah ini kini menjadi agenda tahunan Desa Mangunharjo. Selain menjadi hiburan warga, kegiatan ini juga menjadi simbol rasa syukur atas keberkahan panen yang tidak hanya dinikmati oleh pemilik lahan, tapi juga membawa manfaat ekonomi bagi para pemandang dan warga lainnya.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *