MAGETAN – Di tengah kenyataan bahwa sebagian besar orang lanjut usia sudah menikmati masa istirahat bersama keluarga, Mbah Soleh justru memilih untuk tetap bekerja keras. Di usianya yang menginjak 75 tahun, warga Desa Baleasri, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan ini masih tekun memecah batu secara manual demi mengais rezeki.
Setiap pagi, Mbah Soleh sudah duduk di pinggir jalan dengan palu di tangan. Ia memecah batu-batu besar menjadi koral kecil, yang kemudian dijual sebagai bahan bangunan. Untuk mengumpulkan satu bak pick-up penuh batu koral, ia bisa bekerja selama tujuh hingga sepuluh hari. Hasilnya dijual seharga Rp400 ribu.
Namun, bagi Mbah Soleh, bekerja bukan semata-mata demi uang. “Sudah tua, bingung mau kerja apa. Jadinya milih ini karena tidak mau menyusahkan anak juga,” ujarnya kepada JTV, Kamis (24/07/2025).
Meskipun kini tinggal bersama anak-anaknya, Mbah Soleh tetap berupaya mandiri dan tidak bergantung penuh pada keluarga. Sayangnya, perkembangan teknologi dan kehadiran pabrik pemecah batu modern turut menggerus peluang usahanya. Untuk bertahan, ia kini menjual batu koral secara eceran, menggunakan karung kecil seperti sak sembako, seharga Rp25 ribu per karung.
Perjalanan Mbah Soleh bukanlah hal mudah. Namun kegigihannya adalah simbol dari semangat hidup yang tak mudah padam. Di tengah keterbatasan fisik dan kemajuan zaman, ia tetap memilih bekerja dengan cara yang sederhana dan jujur.
Kisah Mbah Soleh menjadi pengingat bahwa semangat dan kerja keras tidak mengenal usia. Di saat banyak orang mudah menyerah, ia justru menunjukkan bahwa selama tubuh masih mampu bergerak, hidup harus dijalani dengan tindakan, bukan keluhan.