Ngawi – Seiring dengan pertumbuhan industri di Kabupaten Ngawi, persoalan pengelolaan sampah menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Tak hanya sampah rumah tangga, limbah hasil produksi industri juga harus mendapat penanganan khusus.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Ngawi, Bulkis Hani, menjelaskan volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) masih cukup tinggi, sekitar 30 ton per hari. Sampah tersebut berasal dari rumah tangga dan beberapa industri. Jumlah ini menurun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 40 ton per hari, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah serta maraknya bank sampah.
Meski demikian, DLH menyoroti pengelolaan sampah industri. Hingga kini baru beberapa perusahaan yang menjalin kerja sama dengan DLH. Mekanismenya, pihak industri menyediakan kontainer, lalu petugas DLH mengangkut dan memproses sampah tersebut di TPA. Industri yang bekerja sama dikenakan tarif retribusi sesuai aturan yang berlaku.
“Volume sampah memang menurun, tapi sampah dari sisa industri harus menjadi perhatian bersama. Harapannya, semakin banyak industri yang bersinergi dengan DLH dalam pengelolaan limbah,” ujar Bulkis Hani.
Diketahui, di Ngawi terdapat tiga TPA yang dikelola DLH, yakni TPA Karangjati, Selopuro, dan Mantingan. Saat ini kondisi TPA tersebut sudah mengalami overload, sehingga pengolahan dilakukan seoptimal mungkin untuk meminimalisir dampak lingkungan.