Stok Seret, Sejumlah Sayuran Naik Hingga Dua Kali Lipat

MAGETAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah berjalan di sejumlah sekolah di Kabupaten Magetan mulai memberikan dampak pada sektor distribusi bahan pangan, terutama komoditas sayuran di pasar tradisional. Peningkatan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi menu harian program tersebut menyebabkan stok di tingkat pedagang mulai menipis, sehingga mendorong lonjakan harga pada beberapa jenis sayuran.

Dalam beberapa minggu terakhir, pedagang di Pasar Tradisional Magetan mengaku kesulitan mendapatkan pasokan sayuran dalam jumlah cukup. Sejumlah komoditas yang biasa memenuhi lapak kini lebih cepat habis dan harus berebut dengan distributor lain yang memasok kebutuhan Program MBG.

Akibatnya, harga berbagai jenis sayuran mengalami kenaikan cukup tajam. Sawi yang sebelumnya dijual Rp5.000 per kilogram kini naik menjadi Rp10.000 per kilogram. Wortel yang biasa dihargai Rp8.000 kini dijual hingga Rp15.000 per kilogram. Sementara harga buncis melonjak dari Rp6.000 menjadi Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram, hampir tiga kali lipat dari harga normal.

Para pedagang mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini dipicu berkurangnya pasokan dari petani. Sebagian besar hasil panen dialokasikan untuk pengadaan bahan pangan Program MBG di sekolah-sekolah, sehingga jumlah yang masuk ke pasar tradisional berkurang drastis. Selain faktor permintaan yang tinggi, cuaca yang tidak stabil juga ikut mempengaruhi proses tanam dan kualitas hasil panen pada beberapa komoditas.

Salah satu pedagang sayur di Pasar Magetan, Julianto, mengaku pasokan yang datang dari pengepul kini jauh lebih sedikit dibandingkan biasanya. “Biasanya saya bisa dapat 50 kilogram untuk satu jenis sayuran, sekarang paling hanya 20 sampai 25 kilogram. Itu pun kadang tidak lengkap semua jenis,” katanya.

Meski begitu, tidak semua komoditas mengalami kenaikan harga. Kubis atau kol justru masih stabil di kisaran Rp2.000 hingga Rp2.500 per kilogram. Menurut pedagang, kubis tidak termasuk komoditas utama dalam pengadaan program MBG, sehingga stok relatif aman dan melimpah.

Kenaikan harga sayuran ini juga mulai dikeluhkan oleh pembeli, terutama ibu rumah tangga dan pedagang makanan. Beberapa di antara mereka harus mengurangi jumlah belanja atau mengganti bahan masakan dengan jenis sayuran lain yang lebih murah. “Biasanya beli wortel sekilo cukup untuk beberapa hari. Sekarang saya beli seperempat saja dulu, karena mahal sekali,” ujar Rina, salah satu pembeli.

Meski terjadi lonjakan harga, aktivitas jual beli di pasar tetap berlangsung normal. Pedagang dan pembeli berharap distribusi stok segera kembali stabil agar harga bisa terkendali. Mereka juga berharap pemerintah daerah dapat memperhatikan dampak program secara menyeluruh, tidak hanya pada sektor pendidikan, tetapi juga pada distribusi pangan umum di pasar.

Jika pasokan kembali lancar, pedagang memperkirakan harga dapat turun bertahap seperti kondisi normal sebelum program berjalan secara intensif.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *