KABUPATEN MADIUN — Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Madiun dalam beberapa pekan terakhir berdampak serius terhadap hasil panen melon di Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng. Para petani mengeluhkan anjloknya hasil produksi hingga gagal panen akibat kondisi cuaca yang tidak menentu serta meningkatnya serangan hama.
Tanaman melon yang biasanya tumbuh optimal kini tidak berkembang sesuai harapan. Banyak buah melon yang layu, gagal tumbuh, hingga membusuk sebelum memasuki masa panen. Selain itu, perubahan cuaca yang cepat dari panas ekstrem ke hujan intens memicu ledakan populasi hama lalat buah yang menyerang tanaman lebih agresif.
Akibat serangan hama tersebut, banyak buah melon membusuk dan jatuh dari pohon sebelum sempat dipanen. Kondisi ini membuat para petani mengalami kerugian besar karena sebagian besar tanaman yang diharapkan menjadi sumber pendapatan utama justru tidak bisa dipasarkan.
Meski begitu, melon yang masih tersisa dalam kondisi layak panen justru mengalami kenaikan harga jual. Petani melon, Rahma Suharto, menyebut harga melon saat ini berada di kisaran Rp6.000 hingga Rp8.000 per buah, terutama untuk kualitas terbaik yang dipanen langsung dari lahan.
“Hasil panen banyak yang rusak dan busuk. Tapi yang masih bagus harganya naik. Ya lumayan membantu, walaupun tidak sebanding dengan kerugian karena banyak yang gagal tumbuh,” ujarnya.
Di sisi lain, para pengepul melon juga merasakan dampaknya. Joko Nugroho, pengepul melon dari wilayah setempat, menyampaikan bahwa banyak petani memilih menjual hasil panen secara borongan agar tetap memperoleh pemasukan meskipun dengan margin keuntungan yang lebih kecil.
“Kami membeli secara borongan lalu mengirim melon ke Jakarta untuk didistribusikan ke pasar-pasar besar. Permintaan masih tinggi, tapi stok dari petani banyak yang tidak layak,” jelasnya.
Petani berharap pemerintah daerah memberikan dukungan seperti penyemprotan hama massal, pendampingan teknis pertanian, serta bantuan sarana produksi untuk mengurangi risiko gagal panen akibat perubahan iklim.
Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi hingga awal tahun depan. Kondisi ini dikhawatirkan semakin memperburuk produksi melon di wilayah Kabupaten Madiun jika tidak segera ditangani dengan strategi mitigasi yang tepat oleh dinas terkait.

