Ponorogo – Meski masih dalam tahap pembangunan, Monumen Reyog di Kabupaten Ponorogo sudah mulai memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Lokasi ini mulai ramai dikunjungi masyarakat yang penasaran ingin melihat langsung ikon wisata terbaru Bumi Reyog tersebut.
Di bawah terik matahari siang, sejumlah warung kecil yang berada di sekitar area proyek Monumen Reyog mulai terlihat hidup. Aroma gorengan, kopi, dan jajanan tradisional menguar dari gerobak dan tenda pedagang yang berjajar, menyambut para pengunjung yang datang.
Salah satu pedagang, Fani, mengaku baru membuka usahanya sejak proyek pembangunan dimulai. Ia melihat peluang dari meningkatnya minat masyarakat yang datang, meskipun sekadar untuk berfoto atau melihat proses pembangunan.
“Sejak ada proyek ini, saya mulai buka jualan. Alhamdulillah sudah ada yang beli terus,” ujarnya.
Meski pembangunan monumen setinggi 126 meter ini belum rampung, geliat ekonomi mulai terasa. Warga memanfaatkan momentum tumbuhnya potensi wisata sebagai peluang membuka usaha baru. Sejumlah pedagang kecil lainnya juga mulai bermunculan di sekitar lokasi, menawarkan aneka makanan dan minuman ringan.
Monumen Reyog sendiri dirancang sebagai ikon budaya sekaligus destinasi wisata baru Jawa Timur. Dengan ketinggian yang digadang-gadang akan melampaui Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, monumen ini diproyeksikan menjadi magnet wisata berskala nasional.
Pemerintah juga mulai melakukan penataan akses jalan serta ruang publik di sekitar kawasan, sebagai persiapan menyambut lonjakan wisatawan setelah monumen rampung. Warga berharap proyek ini benar-benar menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi lokal.
“Meskipun baru dibangun, pengaruhnya sudah terasa. Semoga nanti setelah jadi, lebih ramai lagi,” kata salah satu pedagang lainnya.
Pembangunan Monumen Reyog tak hanya membawa kebanggaan budaya, tapi juga harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan warga di sekitarnya.
