MAGETAN – Angka stunting di Jawa Timur terus menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Bakorwil Madiun, prevalensi stunting di provinsi ini kini berada pada angka 14,7 persen. Capaian tersebut menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan angka stunting terendah kedua secara nasional setelah Bali, sekaligus menjadi indikator bahwa berbagai program intervensi berjalan efektif.
Penurunan angka stunting ini disebut sebagai hasil dari langkah-langkah berkelanjutan, seperti program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemantauan pertumbuhan balita, hingga edukasi gizi bagi ibu hamil dan keluarga.
Di wilayah kerja Bakorwil I Madiun yang meliputi enam kabupaten, angka stunting rata-rata berada di sekitar 11 persen. Dari enam daerah tersebut, Kabupaten Magetan menjadi salah satu wilayah yang menunjukkan penurunan signifikan dan konsisten.
Kepala Bakorwil I Madiun, Heru Wahono Santoso, menjelaskan bahwa angka stunting di Magetan saat ini tercatat sebesar 10,2 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata regional. Bahkan melalui pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita, angka tersebut turun lebih jauh hingga 8,2 persen. Heru menyebut pergeseran ini sebagai sinyal positif terhadap peningkatan status gizi anak di Magetan.
Berbagai program intervensi terus dilakukan, mulai dari pemberian PMT bagi balita dan ibu hamil, peningkatan kualitas layanan posyandu, hingga sosialisasi pola makan yang lebih sehat. Program-program tersebut dinilai memberi kontribusi nyata dalam menekan risiko gangguan pertumbuhan.
Upaya penurunan stunting ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang, khususnya dalam membentuk generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan produktif. Pemerintah menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor, pemantauan berkala, serta peran aktif masyarakat agar tren positif ini dapat dipertahankan bahkan terus ditingkatkan.

