KOTA MADIUN – Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Dr. Andriko Noto Susanto, melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga beras di sejumlah toko ritel modern dan pasar tradisional di Kota Madiun, Jumat (24/10/2025).
Sidak tersebut dilakukan untuk memastikan harga beras premium dan medium sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Andriko menyampaikan bahwa dalam waktu satu minggu ke depan, seluruh kabupaten dan kota di Indonesia akan melakukan penyesuaian harga agar sesuai dengan HET. Ia menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga beras, mengingat beras merupakan kebutuhan pokok seluruh masyarakat Indonesia.
“Kenaikan harga beras dapat membebani pengeluaran rumah tangga, sehingga pemerintah berkomitmen menjaga harga tetap terjangkau bagi masyarakat,” ujar Andriko.
Selain memantau harga, tim Bapanas juga memeriksa mutu dan izin edar beras yang beredar di pasaran. Beras premium dan medium dibedakan berdasarkan kadar patahan (broken) dan kualitas. Jika mutu tidak sesuai label atau izin edar dilanggar, pelaku usaha dapat dikenai sanksi administratif hingga pencabutan izin edar.
Sementara itu, pelanggaran terhadap HET bisa berujung pada pencabutan izin usaha bahkan sanksi pidana jika pelaku tetap beroperasi.
Dari hasil pemantauan di sejumlah ritel modern Kota Madiun, harga beras telah sesuai dengan HET, yakni sekitar Rp74.500 per kemasan 5 kilogram. Namun, di beberapa pasar tradisional, harga masih bervariasi dan sebagian di atas ketentuan HET.
Satgas Pangan Kota Madiun akan menelusuri penyebab perbedaan harga tersebut. Pemerintah memastikan stok beras nasional dalam kondisi aman, dengan cadangan Bulog mencapai 3,7 juta ton secara nasional, termasuk sekitar 900 ribu ton di Jawa Timur.
Langkah stabilisasi terus dilakukan agar harga beras tetap terkendali dan kesejahteraan petani tetap terjaga.
