Ngawi – Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Ngawi mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan ini mencapai Rp1.000 per kilogram, baik untuk jenis medium maupun premium. Sementara itu, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dilaporkan menghilang dari pasaran.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Ngawi, Kusumawati Nilam Sulandrianingrum, menjelaskan bahwa kenaikan harga beras seiring dengan naiknya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP).
“Stok beras sebenarnya aman, per hari ada sekitar 2.667 ton, sementara kebutuhan masyarakat hanya sekitar 2.348 ton per hari. Jadi tidak ada kelangkaan,” tegas Kusumawati.
Terkait hilangnya beras SPHP di pasaran, pihaknya menyebut hal itu disebabkan karena Bulog belum menerima surat resmi dari Badan Pangan Nasional untuk mengeluarkan stok SPHP ukuran 5 kg. Saat ini, Bulog hanya memiliki stok SPHP dalam kemasan 50 kg, yang tidak bisa langsung disalurkan ke konsumen ritel.
Sebagai langkah antisipatif, DPPTK Ngawi akan segera menggelar operasi pasar bekerja sama dengan Bulog dan sejumlah distributor, untuk menstabilkan harga beras di pasaran, baik kualitas medium maupun premium.
Adapun harga beras medium saat ini naik dari Rp12.500 menjadi Rp13.500–14.000 per kilogram, sedangkan kualitas premium melonjak hingga Rp17.000 per kilogram, dari harga sebelumnya Rp14.500–16.000.