Ngawi — Dalam beberapa pekan terakhir, harga beras di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Ngawi terus mengalami kenaikan signifikan, baik untuk jenis beras medium maupun premium. Para pedagang menyebut, lonjakan ini terjadi karena harga gabah di tingkat petani ikut naik. Ironisnya, beras SPHP yang disediakan pemerintah untuk stabilisasi harga sudah tidak tersedia di pasaran sejak dua hingga tiga bulan terakhir.
Kenaikan harga tercatat berkisar Rp1.000 per kilogram. Untuk jenis beras medium, yang semula dijual seharga Rp12.500/kg, kini melonjak menjadi Rp13.500 hingga Rp14.000/kg. Sementara itu, beras premium naik dari harga Rp14.500–16.000/kg menjadi Rp17.000/kg.
Kondisi ini tidak hanya membuat masyarakat kesulitan mendapatkan beras dengan harga terjangkau, tetapi juga menurunkan omzet penjualan pedagang di pasar. Salah seorang pedagang, Sutini, mengaku pembeli mulai mengurangi jumlah pembelian karena harga terlalu tinggi.
“Pembeli banyak yang ngeluh, kadang malah cuma beli setengah kilo karena nggak kuat harga sekarang,” ujar Sutini.
Hal senada disampaikan oleh pedagang lain, Winarsi, yang berharap pemerintah segera turun tangan. Ia menilai, jika dibiarkan terlalu lama, lonjakan harga beras ini bisa memicu kenaikan komoditas pangan lainnya.
“Beras SPHP yang biasanya bantu meringankan warga juga sudah lama nggak ada. Kasihan masyarakat kecil,” imbuhnya.
Para pedagang mendesak pemerintah untuk segera melakukan intervensi harga, baik melalui operasi pasar maupun penyaluran kembali beras SPHP, agar harga beras dapat kembali stabil dan terjangkau bagi masyarakat luas.