KABUPATEN MADIUN– Harga cabai keriting di Kabupaten Madiun melonjak tajam hingga mencapai Rp50 ribu per kilogram. Kenaikan ini bahkan mencapai lima kali lipat dibandingkan harga pada periode yang sama tahun lalu.
Meski hasil panen tahun ini tidak maksimal akibat kondisi cuaca yang tidak menentu, para petani tetap bersyukur karena lonjakan harga dinilai mampu menutup tingginya biaya produksi.
Salah satu petani cabai asal Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Munirul Ikhwan atau akrab disapa Iwan Momon, menyebut harga cabai keriting pada Oktober 2025 berkisar antara Rp48 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram. Tahun lalu, harga cabai di tingkat petani hanya sekitar Rp9 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram.
Menurutnya, perbedaan kondisi cuaca menjadi penyebab utama perubahan harga. Tahun lalu, musim kemarau panjang membuat hasil panen melimpah namun harga anjlok. Sementara tahun ini, masih adanya hujan di musim kemarau menyebabkan produksi menurun, tetapi harga cabai justru melonjak tinggi.
Dari total 1.800 batang cabai yang ditanam di lahan seluas 60 ru, hasil panen biasanya bisa mencapai 8–9 kuintal. Namun, tahun ini diperkirakan hanya sekitar 7 kuintal akibat serangan penyakit tanaman seperti patek dan layu fusarium, serta meningkatnya biaya perawatan.
Meski demikian, para petani tetap bersyukur karena tingginya harga jual cabai mampu menutupi kerugian dari menurunnya hasil panen.