Jaga Warisan Leluhur, Ketekunan Soryo Wijoyo Lestarikan Warangka Keris

MADIUN- Di tengah pesatnya perkembangan era digital, minat masyarakat terhadap benda pusaka seperti keris mulai memudar. Namun, di Kabupaten Madiun, masih ada sosok yang konsisten menjaga warisan budaya itu agar tidak punah. Dia adalah Soryo Wijoyo, seorang perajin warangka keris asal Desa Bibrik, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, yang dengan ketekunan dan kecintaannya terus melestarikan tradisi leluhur melalui karya tangannya.

Sejak tahun 2012, Soryo mulai menekuni dunia pusaka. Awalnya ia hanya melakukan jual beli serta memperbaiki warangka keris lama. Namun, pada tahun 2016, seiring meningkatnya permintaan dari kolektor untuk merestorasi pusaka, ia memutuskan untuk memproduksi sendiri warangka keris. Berbekal semangat belajar dari para perajin senior dan mengikuti berbagai pelatihan, Soryo berhasil mengembangkan keterampilannya hingga kini dikenal luas di kalangan pecinta pusaka dan kolektor keris di berbagai daerah.

Menurut Soryo, menjadi perajin warangka bukan pekerjaan mudah. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kepekaan terhadap karakter kayu yang digunakan. Ia memproduksi berbagai gaya warangka seperti gaya Solo, Mataraman, hingga Madura. Bahan yang digunakan pun tidak sembarangan — mulai dari kayu jati gembol, pinisium, timosium, hingga cendana jowo dan cendana timtim yang dikenal bernilai tinggi. Satu warangka biasanya membutuhkan waktu pengerjaan satu hingga dua hari, tergantung tingkat kesulitannya.

“Hampir tidak banyak perajin warangka di wilayah Madiun. Padahal, keris dan warangkanya adalah simbol warisan budaya yang seharusnya terus dijaga,” ujar Soryo.

Harga warangka keris buatannya bervariasi, mulai dari Rp150 ribu hingga jutaan rupiah, bergantung pada jenis kayu dan tingkat kerumitannya. Dalam sebulan, Soryo bisa menerima lebih dari 60 pesanan, yang ia pasarkan melalui media sosial, toko daring, hingga pameran budaya. Ia berharap, karyanya tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian budaya, tetapi juga menginspirasi generasi muda agar tetap mencintai dan menghargai warisan leluhur.

Melalui tangannya, Soryo Wijoyo membuktikan bahwa warisan budaya tidak harus kalah oleh zaman. Di tengah gempuran modernisasi, keris dan warangkanya tetap hidup sebagai simbol filosofi, keindahan, dan jati diri bangsa.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *