Magetan – Siapa sangka dari sebuah dapur kecil di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, lahir camilan tradisional yang kini digemari banyak orang? Adalah Pak Agus, mantan guru honorer, yang sukses mengembangkan produk khas daerah bernama jerangking dan lempeng puli hingga menjadi ikon kuliner lokal.
Usaha ini dirintis Pak Agus sejak tahun 1998. Awalnya ia hanya memproduksi lempeng puli dalam jumlah terbatas, sekitar dua kilogram per hari, bersama sang istri. Namun dari proses yang sederhana itu, muncullah inovasi baru berupa kerupuk jerangking, camilan berbahan dasar ketan yang memiliki cita rasa khas.
“Yang membedakan jerangking dengan kerupuk biasa itu proses pembuatannya. Kita panggang pakai arang, bukan digoreng, jadi lebih sehat dan aromanya juga lebih kuat,” ungkap Pak Agus.
Jerangking buatannya telah melalui uji laboratorium di Surabaya dan dinyatakan bebas kolesterol karena diproses tanpa minyak. Hal ini menjadikan produk ini tak hanya lezat, tapi juga menyehatkan.
Seiring waktu, usaha rumahannya berkembang pesat. Kini Pak Agus mempekerjakan lima karyawan dan mampu mengolah hingga 20 kilogram beras dan ketan setiap harinya. Produk jerangking dan lempeng pulinya telah menjadi langganan pusat oleh-oleh di wilayah Magetan dan sekitarnya.
Kesuksesan ini juga membawanya meraih berbagai penghargaan, mulai dari juara Festival Lempeng hingga lomba mengiris lempeng tingkat kabupaten. Semua itu menjadi bukti bahwa produk lokal bisa naik kelas melalui inovasi dan ketekunan.
Dari sisi harga, jerangking dijual seharga Rp 15.000 per pack, sedangkan lempeng puli dibanderol Rp30.000 per pack isi 25 biji. Keduanya dikemas dalam besek bambu, yang menambah nuansa tradisional sekaligus ramah lingkungan.
Kini, Pak Agus menjadi sosok inspiratif di dunia UMKM lokal. Dari mantan guru honorer, ia membuktikan bahwa semangat wirausaha bisa mengangkat potensi daerah menjadi produk unggulan yang membanggakan.