Kehangatan Lontong Kikil Dakutah di Musim Hujan

MAGETAN – Musim hujan yang mulai rutin turun membuat sejumlah kuliner hangat kembali diburu masyarakat. Salah satunya adalah Lontong Kikil Dakutah, kuliner legendaris di Desa Sumberdukun, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, yang sudah berdiri sejak 1998 dan tetap mempertahankan citarasa otentiknya hingga kini.

Warung Lontong Kikil Dakutah dikenal dengan kuah pedas dan rempah yang pekat, menjadikannya hidangan favorit saat cuaca dingin. Ciri khas utama dari warung ini adalah proses memasaknya yang masih tradisional. Kuah kikil dimasak menggunakan periuk besar di atas api kayu, menghasilkan aroma rempah yang kuat. Bahan seperti lengkuas, ketumbar, cabai tumbuk, dan daun jeruk direbus bersama kikil selama berjam-jam hingga menghasilkan tekstur yang empuk dan gurih.

Tidak hanya kuahnya, lontong yang digunakan juga dibuat secara manual, dibungkus daun pisang dan direbus lama untuk menghasilkan tekstur lembut dan aroma alami. Cara memasak yang sederhana namun konsisten inilah yang membuat rasanya tetap sama sejak puluhan tahun lalu.

Menurut Eni, pemilik warung, pengunjung tidak hanya berasal dari Magetan, tetapi juga berdatangan dari Madiun, Ponorogo, Ngawi, hingga Solo. Banyak pelanggan datang khusus untuk menikmati kuah pedas yang langsung menghangatkan tubuh. Warung ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 16.00, meski sering kali tutup lebih cepat jika menu sudah habis. Pilihan menu hanya dua, yaitu kikil sapi dan kikil kambing, namun untuk varian kambing tidak tersedia setiap hari.

Inayah, salah satu pengunjung, mengaku bahwa sensasi rasa yang dihasilkan dari proses masak menggunakan api kayu memberikan pengalaman kuliner yang berbeda. Di tengah maraknya kuliner modern, warung ini tetap menjadi bukti bahwa kelezatan sering kali berasal dari kesederhanaan dan cara masak tradisional.

Di musim hujan, seporsi lontong kikil dengan kuah pedas dan rempah yang dalam menjadi hidangan hangat yang selalu dirindukan. Dari Sumberdukun, Lontong Kikil Dakutah terus mempertahankan tradisi dan rasa yang telah diwariskan lebih dari dua dekade.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *