Kota Madiun – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) menegaskan bahwa bela negara bukan hanya tanggung jawab militer, tetapi juga seluruh elemen masyarakat sipil. Hal ini disampaikan dalam kegiatan pembinaan kesadaran bela negara yang digelar Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) di Kota Madiun.
Acara yang diikuti sekitar 210 peserta dari berbagai unsur masyarakat ini menjadi wadah penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah meningkatnya tantangan terhadap persatuan nasional. Direktur Bela Negara Ditjen Pothan, Brigjen TNI G. Eko Sunarto, menekankan pentingnya semangat bela negara dan menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman.
“Bela negara bukan hanya tugas militer, tetapi kewajiban seluruh warga negara. Jangan jadikan perbedaan sebagai sumber perpecahan. Justru dalam keberagaman itu kita harus saling menguatkan,” tegasnya.
Ia secara khusus menyoroti keberadaan 14 perguruan silat di Kota Madiun sebagai kekuatan sosial strategis yang dapat menjadi ujung tombak dalam menjaga ketertiban, persatuan, dan kedaulatan bangsa.
“Perguruan silat punya peran besar dalam menjaga lingkungan sosial dari berbagai ancaman, baik fisik maupun non-fisik. Sudah saatnya mereka berdiri di garis depan dalam memperkuat semangat bela negara,” lanjut Brigjen Eko.
Kegiatan pembinaan ini menjadi bagian dari strategi Kemhan RI dalam membangun ketahanan nasional melalui pendekatan non-militer. Fokusnya adalah meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat sipil terhadap pentingnya peran aktif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).