Masih Banyak Warga di Ngawi Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni

Ngawi – Permasalahan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Ngawi masih menjadi perhatian serius. Hingga kini, masih banyak warga yang tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH). Keterbatasan anggaran membuat pemerintah daerah harus bekerja lebih keras sekaligus mendorong peran masyarakat untuk saling membantu warga yang kurang beruntung.

Salah satu warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan adalah Sukardi (70), warga Desa Gayam, Kecamatan Kendal. Rumahnya berdinding anyaman bambu dan nyaris roboh. Bahkan, kandang kambing berdiri tepat di samping rumah induk.

Kondisi serupa dialami oleh Kilah (90), seorang lansia yang tinggal bersama cucunya, Wahyu Dwi (25), di rumah reyot di tepi hutan Desa Ploso, Kecamatan Kendal. Karena kondisi fisiknya yang lemah, Kilah hanya bisa berbaring di tempat tidur, sementara seluruh kebutuhan hidupnya dibantu oleh sang cucu.

Kondisi kedua warga tersebut mendapat perhatian langsung dari Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, yang meninjau lokasi untuk melihat keadaan warganya secara langsung. Dari hasil kunjungan itu, kedua rumah dipastikan tidak layak huni.

Menurut Dwi Rianto Jatmiko, Pemkab Ngawi sebenarnya telah memiliki program penanganan RTLH, namun rumah milik Sukardi dan Kilah belum tercatat dalam basis data penerima bantuan. “Kami akan menggerakkan program partisipatif dengan melibatkan pemerintah desa, relawan, dan masyarakat untuk membantu perbaikan rumah warga yang membutuhkan,” ujarnya.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Ngawi, hingga akhir tahun 2024 terdapat sekitar 8.600 unit rumah tidak layak huni yang tersebar di berbagai kecamatan. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah karena sebagian warga belum masuk dalam database akibat kendala status kepemilikan lahan.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *