KABUPATEN MADIUN – Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Rabu (1/10/2025). Tradisi tahunan ini menjadi pengingat sejarah kelam pemberontakan PKI tahun 1948 yang meninggalkan luka mendalam bagi warga Madiun.
Monumen Kresek merupakan saksi bisu peristiwa yang dikenal dengan sebutan Madiun Affair. Pada 18–26 September 1948, pasukan PKI yang dipimpin Musso dan Amir Syarifudin berhasil menguasai Madiun dan membentuk “Soviet Madiun”. Namun, pada 30 September, TNI melalui Divisi Siliwangi dari barat dan Divisi Sungkono dari timur bergerak mengepung dan menghentikan pemberontakan. Sejumlah tokoh agama, aparat, pejabat, hingga wartawan saat itu menjadi korban keganasan PKI.
Bupati Madiun, Hari Wuryanto, menegaskan bahwa peringatan Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk penghormatan kepada para leluhur yang gugur sebagai korban. “Leluhur kita adalah korban, bukan pemberontak. Dengan giat ini, stigma buruk PKI yang melekat pada Madiun bisa berubah di mata masyarakat luar,” ujarnya.
Kini, Monumen Kresek juga difungsikan sebagai destinasi wisata edukasi sejarah. Setiap tahun, lokasi ini ramai dikunjungi pelajar maupun wisatawan untuk mengenal lebih dekat peristiwa kelam 1948 serta pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

