Magetan – Musim yang tidak menentu kembali menimbulkan keresahan bagi para petani di Kabupaten Magetan. Pergantian musim yang seharusnya sudah memasuki kemarau, namun masih sering diguyur hujan, berdampak pada kondisi lahan pertanian sekaligus mengancam hasil panen.
Suprapto, salah seorang petani sayuran dan ubi di Magetan, mengaku belakangan ini menghadapi banyak persoalan. Hujan yang masih kerap turun meskipun sudah memasuki musim kemarau membuat tanah menjadi padat. Kondisi tersebut menghambat pertumbuhan tanaman, terutama sayuran yang sangat bergantung pada struktur tanah yang gembur.
Tidak hanya itu, permasalahan hama juga semakin menghantui. Serangan gurem hingga tikus menjadi ancaman serius. Bahkan, tikus sering memakan bakal buah yang baru tumbuh sehingga berpotensi menyebabkan gagal panen.
Berbagai upaya telah dilakukan petani, mulai dari penyemprotan hama, memasang jebakan, hingga memberi racun tikus. Namun, banyaknya populasi tikus membuat upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal.
“Kondisi cuaca yang tidak menentu ditambah serangan hama yang sulit dikendalikan membuat petani harus lebih waspada akan kemungkinan gagal panen. Sementara itu, kami hanya bisa berharap pemerintah memberikan solusi agar permasalahan pertanian ini bisa segera teratasi,” ujar Suprapto, Jumat (29/8/2025).
Musim yang tidak menentu dan serangan hama menjadi tantangan tersendiri bagi petani di Magetan. Kondisi ini diharapkan segera mendapatkan perhatian agar petani tetap dapat bertahan dan hasil panen tidak terganggu.