Pedagang Beras di Magetan Waspada Beras Oplosan, Stok SPHP Masih Terbatas

MAGETAN – Merebaknya kasus beras oplosan di sejumlah daerah turut menjadi perhatian serius para pedagang di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sejumlah pedagang memilih bersikap lebih hati-hati dalam menjual beras, demi menjaga kepercayaan konsumen dan memastikan mutu produk tetap terjaga.

Salah satunya adalah Juarni, pedagang beras di Pasar Sayur Magetan. Ia mengaku enggan menjual beras kemasan dari merek yang tidak resmi. Sebagai gantinya, ia lebih memilih memasok beras langsung dari petani lokal.

“Saya lebih tenang ambil dari petani langsung. Kita bisa lihat sendiri kualitasnya, dan pembeli juga lebih percaya,” ungkap Juarni.

Saat ini, harga beras lokal berada di kisaran Rp14.000 per kilogram. Sementara itu, beras premium dijual dengan harga antara Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram. Di tengah keterbatasan pilihan, masyarakat juga berharap pada keberadaan beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari pemerintah. Namun, hingga kini, distribusi beras SPHP belum kembali dilakukan.

Padahal, beras SPHP menjadi alternatif yang banyak diminati masyarakat karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan beras komersial di pasaran. Keterlambatan pendistribusian ini mulai dikeluhkan oleh pedagang maupun pembeli.

Para pedagang berharap pemerintah melalui instansi terkait segera menstabilkan distribusi beras bantuan, sekaligus memperketat pengawasan pasar dari praktik curang seperti pengoplosan beras.

“Jangan sampai masyarakat dirugikan karena ketidaktahuan. Kami butuh jaminan dari pemerintah, supaya yang dijual benar-benar berkualitas,” tambah Juarni.

Dengan terbatasnya stok beras SPHP dan kekhawatiran terhadap beras oplosan, masyarakat diimbau untuk lebih teliti dan cermat dalam memilih produk pangan, khususnya beras, guna memastikan keamanan dan kualitasnya.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *