MAGETAN – Ancaman serangan hama masih menjadi persoalan serius di sektor pertanian. Di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, para petani bawang merah mengeluhkan efektivitas obat hama yang semakin menurun. Mereka menyebut sulit menemukan formula pestisida yang benar-benar mampu mengatasi hama, terutama jenis hama gurem yang kini mendominasi lahan pertanian.
Untuk menanggulangi serangan hama, para petani telah melakukan penyemprotan obat secara rutin bahkan hingga dua hari sekali. Namun, hasilnya belum memuaskan. Banyak petani mengaku bingung menentukan jenis dan dosis obat yang tepat untuk mengatasi serangan tersebut.
“Sudah ganti-ganti obat, tapi tetap saja tidak mempan. Daun banyak yang menguning, tanaman tidak tumbuh sempurna,” keluh Samidi, petani bawang setempat.
Penggunaan obat yang tidak sesuai justru berdampak pada kondisi tanaman. Daun menguning, pertumbuhan terganggu, dan produktivitas pun menurun drastis. Jika sebelumnya hasil panen bisa mencapai lebih dari 4 ton per seperempat hektare, kini hanya berkisar 500 kilogram (5 kuintal).
Situasi ini kian memprihatinkan karena meskipun harga bawang merah saat ini sedang tinggi, penurunan hasil panen membuat petani tetap merugi.
Petani berharap adanya pendampingan dari dinas pertanian atau penyuluh lapangan, guna memberikan solusi yang tepat dalam penanganan hama. Selain itu, mereka juga berharap ada edukasi mengenai penggunaan pestisida yang aman dan efektif agar produktivitas bisa kembali meningkat pada musim tanam berikutnya.