MAGETAN – Musim kemarau yang melanda sebagian besar wilayah Jawa Timur tidak menyurutkan semangat para petani di Kabupaten Magetan untuk terus merawat tanaman jeruk pamelo milik mereka. Di Desa Bibis, Kecamatan Sukomoro, petani tetap melakukan perawatan intensif agar kualitas buah tetap terjaga meski curah hujan rendah.
Jeruk pamelo, yang juga dikenal sebagai jeruk bali, merupakan tanaman buah yang relatif tahan terhadap kekeringan. Namun, petani tetap melakukan penyiraman rutin minimal dua kali dalam seminggu. Hal ini penting untuk menjaga tanaman tetap sehat dan mencegah buah menjadi kecil akibat stres air.
Salah satu petani, Sujiyem, menjelaskan bahwa musim kemarau justru dapat memberikan efek positif pada kualitas rasa buah. “Kalau perawatannya pas, musim kemarau malah bikin rasanya lebih manis, karena air yang diserap pohon lebih terkontrol,” ungkapnya.
Jeruk pamelo Magetan dikenal memiliki ukuran besar, daging tebal, dan cita rasa manis segar dengan sedikit asam. Buah ini cocok dikonsumsi langsung maupun dijadikan bahan olahan minuman. Panen biasanya dilakukan setahun sekali sekitar bulan Juni, namun kualitas buah pada musim kemarau dinilai lebih unggul karena kadar air yang seimbang.
Kini, jeruk pamelo asal Magetan telah banyak dipasarkan ke luar daerah dan menjadi salah satu komoditas unggulan berkat cita rasa khasnya.