NGAWI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 2 Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, baru berjalan tiga hari namun sudah menimbulkan insiden dugaan keracunan massal. Sebanyak 35 siswa harus mendapatkan perawatan di puskesmas setelah mengalami gejala mual, pusing, dan muntah usai menyantap makanan yang disediakan melalui program tersebut.
Menurut pihak sekolah, program MBG mulai diberikan kepada siswa sejak Senin. Dalam dua hari pertama, tidak ditemukan masalah. Namun pada hari ketiga, puluhan siswa mulai mengeluhkan kondisi tidak enak badan setelah jam makan. Dari total 160 siswa, sebagian melaporkan gejala yang sama hingga akhirnya dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Guru SMPN 2 Kedunggalar, Anang, menjelaskan bahwa makanan MBG disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kawu. Ia mengungkapkan sejumlah siswa juga sempat menyampaikan bahwa telur yang diberikan dalam paket makanan terasa basi.
Di sisi lain, muncul tanggapan dari wali murid terkait insiden ini. Muntiyani, salah satu orang tua siswa, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap program MBG. Ia menilai program tersebut justru berdampak pada pelaku UMKM seperti dirinya yang sebelumnya menyediakan kebutuhan makanan anak-anak sekolah. Ia bahkan meminta agar anaknya tidak lagi menerima makanan dari program tersebut apabila tetap dilanjutkan.
Kasus dugaan keracunan ini tidak hanya menimpa siswa SMPN 2 Kedunggalar, tetapi juga siswa dari SD Negeri 6 Jenggrik. Hingga saat ini pihak sekolah dan instansi terkait masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebab utama insiden tersebut.

