Kota Madiun — Di tengah hiruk pikuk kawasan Pahlawan Street Center (PSC) yang dikenal sebagai destinasi wisata ikonik di Kota Madiun, tersembunyi sebuah ruang sunyi yang jarang tersorot publik: Sendang Gayam.
Berada di Gang Sendang Barat, Kelurahan Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, Sendang Gayam merupakan sumber mata air alami yang telah ada sejak abad ke-12. Airnya jernih, mengalir tenang, dan dipercaya memiliki khasiat mulai dari penyembuhan hingga mendatangkan keberuntungan. Keyakinan ini masih terus hidup di tengah masyarakat hingga hari ini.
Meskipun letaknya hanya selemparan batu dari pusat kota, keberadaan Sendang Gayam justru terasa tersembunyi. Minim papan petunjuk dan jauh dari keramaian pengunjung membuatnya menjadi oase ketenangan di jantung kota. Tempat ini menawarkan suasana hening yang menyatu dengan nilai historis dan spiritual yang kental.
Pemerintah Kota Madiun pun telah melakukan penataan kawasan ini. Sejumlah fasilitas seperti pendopo, gazebo, toilet umum, tempat parkir, hingga lapak UMKM telah dibangun untuk menunjang kenyamanan pengunjung, tanpa mengurangi kesakralan sendang.
“Sendang Gayam tidak dijadikan wahana wisata komersial, tapi dijaga sebagai ruang warisan sejarah leluhur,” ungkap Sugeng, tokoh masyarakat setempat.
Setiap tahun, Sendang Gayam juga menjadi bagian penting dalam ritual Wilujengan Bumi Medhioen, sebuah tradisi sakral di mana air sendang dibawa secara simbolis ke Tugu Nol Kilometer Kota Madiun. Ritual ini bukan hanya prosesi, tetapi bentuk penghormatan terhadap sumber kehidupan yang menjadi bagian sejarah kota.
Sendang Gayam terbuka untuk umum setiap hari dan dapat dikunjungi secara gratis. Dengan lokasi yang strategis dan nuansa budaya yang kental, tempat ini cocok bagi siapa saja yang ingin sejenak beristirahat dari keramaian dan menikmati sisi lain Kota Madiun yang penuh ketenangan.