MADIUN — Tim Kaji Cepat dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan peninjauan dan pemetaan retakan tanah di Dusun Morosowo, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Selasa (18/11/2025). Langkah ini merupakan tindak lanjut dari pengamatan awal tim sebelumnya terkait retakan yang muncul di lahan dan sejumlah rumah warga.
Rombongan tim yang dipimpin pakar geologi ITS, Prof. Amien Widodo, memberikan sosialisasi kepada warga dan relawan BPBD terkait potensi ancaman longsor, penyebab, serta langkah penyelamatan ketika terjadi bencana. Dalam kesempatan itu, tim juga memperagakan cara pembuatan dan pemasangan sistem peringatan dini longsor sederhana menggunakan pipa bertanda untuk memantau pergerakan tanah harian.
Selain memberikan edukasi kebencanaan, tim ITS melakukan pemetaan topografi detail menggunakan teknologi LiDAR dengan akurasi hingga satuan sentimeter. Proses pemetaan diperkuat dengan dukungan drone yang memindai area seluas sekitar 25 hektare di atas Dusun Morosowo. Dengan teknologi ini, pola retakan tanah beserta luasannya dapat terlihat lebih jelas.
Menurut Prof. Amien Widodo, data pemetaan tersebut akan digunakan sebagai dasar mitigasi di wilayah rawan. Sementara itu, BPBD Kabupaten Madiun bersama Pemerintah Desa Mendak berencana memasang alat peringatan dini pergerakan tanah di sejumlah titik retakan dalam waktu dekat.
Fajar Lumaksono, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Madiun, mengimbau warga terdampak agar tetap mengungsi di tempat aman yang telah disediakan. Mengingat musim hujan masih berlangsung, warga juga diminta menutup retakan agar tidak menjadi jalur masuk air yang dapat menyebabkan tanah jenuh dan memicu longsor.

