NGAWI – Ribuan warga Kabupaten Ngawi memadati halaman Masjid Agung Baiturrohman, di sisi barat Alun-Alun Merdeka, untuk mengikuti tradisi Puter Gelang dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah. Tradisi ini diawali dengan pawai sholawat arbaanjanji dan kirab gunungan hasil bumi.
Para peserta terdiri dari takmir dan jamaah masjid, yang berarak mengelilingi alun-alun sambil melantunkan sholawat. Mereka membawa gunungan berisi aneka buah-buahan dan sayuran yang menjadi simbol rasa syukur atas nikmat rezeki dari hasil bumi.
Usai diarak, gunungan langsung diperebutkan oleh warga yang hadir. Tradisi berebut gunungan ini diyakini membawa keberkahan, dan menjadi salah satu momen paling dinantikan dalam gelaran tahunan tersebut.
“Saya senang bisa ikut tradisi ini. Alhamdulillah dapat sayur dan buah, nanti dimasak untuk keluarga,” ujar Reza Galuh, salah satu warga yang turut berebut isi gunungan.
Menurut pengurus Masjid Agung Baiturrohman, M. Lutfi Nurbasit, tradisi Puter Gelang telah rutin digelar setiap tahun sejak 1998. Selain sebagai bentuk rasa syukur, kegiatan ini juga mengandung nilai-nilai religius, kebersamaan, dan kearifan lokal yang terus dijaga oleh masyarakat Ngawi.
“Ini bukan hanya ritual, tapi juga bentuk ikhtiar dan refleksi dalam menyambut Tahun Baru Hijriyah,” terang Lutfi.
Tradisi Puter Gelang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Ngawi. Perpaduan antara unsur spiritual, sosial, dan budaya ini menjadikan perayaan Tahun Baru Islam terasa lebih meriah dan bermakna.