MAGETAN – Dari kerja keras sebagai perajin batu bata, seorang warga Magetan mampu menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Meski hanya bermodal ketekunan dan kerja sama keluarga, hasil jerih payah Sarimun kini membuahkan kebanggaan besar.
Sehari-hari, Sarimun yang tinggal di Desa Tulung, Kecamatan Kawedanan, Magetan, bekerja bersama istri dan orang tuanya membuat batu bata secara tradisional. Proses dimulai dari pengambilan tanah sebagai bahan baku, kemudian digiling, dicetak, disusun rapi, hingga dijemur selama dua hingga tiga hari tergantung cuaca. Dari aktivitas tersebut, keluarganya mampu memproduksi sekitar seribu batu bata setiap hari.
Hasil penjualan batu bata tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi juga membuka jalan bagi Sarimun untuk menyekolahkan anaknya hingga ke bangku kuliah. Produk batu bata buatannya bahkan sudah dipasarkan hingga luar daerah, seperti Ponorogo dan Wonogiri. Hal itu membuat usahanya tetap bertahan di tengah persaingan.
Meski pekerjaan ini penuh keringat dan mengandalkan tenaga fisik, Sarimun mengaku bersyukur. “Berkat usaha batu bata inilah, cita-cita untuk menyekolahkan anak setinggi mungkin kini dapat terwujud,” ujarnya.