Ponorogo – Karangpatihan yang terkenal dengan istilah Kampung Idiot Ponorogo mulai menuju kemandirian. Saat ini ada 98 penduduk desanya yang terdata sebagai penyandang disabilitas intelektual. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan dengan tahun 1980-an hingga 2008 mencapai lebih dari 300 orang.
Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo yang dikenal dengan julukan ‘kampung idiot’ karena banyaknya penderita tuna grahita atau disabilitas intelektual kini mulai menunjukkan perubahan signifikan.
Terletak sekitar 20 kilometer dari pusat Kabupaten Ponorogo desa ini berada di daerah pegunungan tandus dengan lahan pertanian yang hanya mengandalkan air tadah hujan. Faktor geografis inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah penderita tuna grahita di desa Karangpatihan.
Pemerintah desa karangpatihan merancang sebuah gagasan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas intelektual agar mereka bisa hidup mandiri. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengajarkan warga untuk memiliki penghasilan sendiri. Salah satunya dengan mengadakan pelatihan batik ciprat.
Saat ini ada 98 penduduk desanya yang terdata sebagai penyandang disabilitas intelektual, jumlah ini jauh menurun dibandingkan dengan tahun 1980-an hingga 2008 mencapai lebih dari 300 orang. Kurangnya asupan gizi menjadi salah satu faktor utama tingginya angka kelahiran dengan kondisi disabilitas intelektual.
Meskipun tantangan besar dihadapi program pemberdayaan ini mulai membuahkan hasil. Sejak tahun 2013 angka kelahiran tuna grahita di desa Karangpatihan mencapai nol jiwa. Jumlah penyandang disabilitas intelektual pun semakin berkurang setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya usia mereka yang sebagian besar sudah lanjut atau paruh baya.