Kota Madiun – SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun angka bicara terkait informasi meninggalnya salah satu siswa akibat kekerasan. Pihak sekolah membantah siswa tersebut meninggal akibat perundungan. Sementara itu, hasil pemeriksaan Polres Madiun Kota, siswa tersebut meninggal dunia karena sakit.
Meninggalnya siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, GP warga Desa/Kec. Geneng Ngawi sempat ramai dibahas di media sosial. Taruni berusia 16 tahun tersebut meninggal dunia pada 12 Juli lalu. Pihak keluarga sempat curiga lantaran GP mendadak mengeluh sakit dan meninggal dunia meski sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono membantah anak didiknya tersebut meninggal dunia akibat kekerasan seperti yang tersebar di media sosial. “ Almarhumah mengikuti kegiatan pembelajaran seperti biasa, namun mengeluh sakit dan dibawa ke unit kesehatan sekolah. Karena tak kunjung membaik, dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis,” kata Agus Supriyono, ditemui JTV Madiun, Kamis (27/06/2024).
Sementara itu, Sat Reskrim Polres Madiun Kota telah menindaklanjuti informasi tersebut dengan memeriksa sekolah, keluarga hingga rumah sakit. Dari rekam medis yang bersangkutan menderita sakit infeksi otak. Selain itu, juga tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh siswa tersebut.
Pihak kepolisian tetap menerima dan menindaklanjuti jika ada laporan terbaru terkait hal tersebut. Namun, hal itu harus didukung dengan bukti-bukti yang menguatkan laporan tersebut nantinya. (kris/ndor)